Jalur pendakian gunung Raung via Kalibaru merupakan jalur pendakian yang paling ekstrim dan susah. Jalur Kalibaru terletak di Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk transport menuju Kalibaru cukup mudah. Jika kita naik kereta maka cukup turun di stasiun Kalibaru Banyuwangi. Kemudian menuju pos pendakian gunung Raung tempatnya di rumah Pak Soeto atau lebih tepatnya di Desa Wonokromo (Pak Soeto sudah meninggal, sekarang digantikan oleh istrinya: Bu Soeto). Jika bertanya pada tukang ojek di stasiun Kalibaru biasanya mereka langsung tahu dan bisa mengantarkan menuju rumah Pak Soeto.
Basecamp Bu Soeto adalah sebuah rumah sederhana. Memiliki halaman yang cukup untuk parkir kendaraan roda empat. Namun menurut regulasi para pendaki dihimbau untuk tidak memakai kendaraan (sewa) dari luar. Sebaiknya menggunakan jasa kendaraan/ojek/sewa mobil dari pengelola jalur.
Di basecamp Bu Soeto ini para pendaki boleh menginap, memesan makan, dan menggunakan kamar mandi. Persiapan awal pendakian juga dilakukan di basecamp ini.
Perizinan dan pendaftaran sekarang dilakukan di sebuah kantor perizinan yang letaknya tidak jauh dari basecamp Bu Soetto. Adapun syarat-syarat pendakian kelengkapan yaitu:
Perjalanan menuju Pos 1 ada alternatif lain selain berjalan kaki yakni menggunakan jasa ojek (25rb/motor). Perlu diketahui bahwa jarak dari basecamp hingga Pos 1 sangat jauh. Jika berjalan kaki bisa mencapai waktu 2-3jam. Oleh karena itu maka biasanya para pendaki menggunakan jasa ojek untuk sampai ke Pos 1.
Rumah Pak Sunarya merupakan rumah penduduk terakhir yang berada di kaki gunung Raung via Kalibaru ini. Pak Sunarya berprofesi sebagai petani kopi Raung. Beliau memiliki kebun kopi di sekitar rumahnya yang sederhana tersebut.
Para pendaki akan disuguhi kopi Raung asli fresh from the garden buatan Pak Sunarya.
Di jalur pendakian Kalibaru ini ada dua penamaan pada tempat pemberhentian yakni “pos” dan “camp”. Kenapa bisa begitu ? dikarenakan ada dua kelompok yang merasa mengklaim jalur Kalibaru tersebut, nah akhirnya diambil jalan tengah dengan cara memberi nama berbeda pada setiap jalur yang mereka buat. Singkatnya “satu jalur, banyak nama”.
Dari Pos 1 menuju Camp 1 melewati jalur yang sangat panjang dan memakan waktu yang sangat lama yakni 3 jam perjalanan.
Perjalanan di awal melewati kebun kopi dan hutan.
1 jam 40 menit selanjutnya sampai di Camp 2. Di Camp 2 ini bisa dibilang juga sebagai Pos 2 karena pada dasarnya Camp 2 dan Pos 2 ini hanya satu tempat yang direbutkan namanya. Di sini ada sumber air, letaknya agak jauh turun ke bawah.
2 jam kemudian sampai di Camp 3. Perjalanan didominasi hutan-hutan dengan pepohonan besar dan rimbun khas Gunung Raung. Camp 3 adalah lahan petak berukuran 4×4 meter.
2 jam setelahnya sampai di Camp 4. Trek untuk ke Camp 4 lebih berat dari sebelumnya namun pemandangannya masih relatif sama yakni kawasan hutan yang rapat dan trek menanjak. Camp 4 sendiri adalah lokasi favorit untuk bermalam dan mendirikan tenda. Sebenarnya Camp 4 tidak begitu luas, namun karena jalur Kalibaru yang panjang maka tempat ini menjadi satu-satunya lokasi untuk bermalam. Catatan: alasan lokasi yang sulit, maka pendakian Gunung Raung dibatasi beberapa kelompok saja per harinya.
Perjalanan menuju Camp 5 didominasi dengan tumbuhan rumput ilalang tinggi. Banyak sekali macam tumbuhan pada gunung Raung. Antara lain yang sering dijumpai adalah tumbuhan yang berduri dan gatal. Trek yang sempit dan tak jarang trek dengan kanan-kiri jurang.
Sekitar sejam setengah selanjutnya sampai di Camp 5. Camp 5 yakni sepetak tanah berukuran sekitar 5×5 meter.
Sekitar sejam selanjutnya sampai di Camp 6, yakni masih sepetakan tanah berukuran sekitar 5×5 meter. Tidak perlu berlama-lama, Istirahat sebentar langsung lanjut menuju Camp 7.
Menuju Camp 7 perjalanan lebih berat karena trek semakin menanjak. Beberapa memang ada trek landai namun tidak banyak. View dari sini sudah mulai terbuka, langit sudah mulai terlihat jelas. Serta jurang juga terlihat di sisi kiri. Di Camp 7 inilah tempat favorit untuk mendirikan tenda di hari kedua.
Mulai dari Camp 7 biasanya para pendaki akan melakukan summit attack. Atau mendaki menuju puncak. Sekitar 1,5 jam untuk mencapai Camp 8 jika tanpa membawa carrier. Di Camp 8 terdapat lahan sekitar 8×2 meter dan lokasinya banyak tertutupi pohon.
Trek selanjutnya lebih sempit dan menanjak. Menunjukkan bahwa sebentar lagi sudah dekat dengan batas hutan menuju puncak. 20menit saja jika tanpa carrier, 1 jam jika bawa carrier, dan sampailah di Camp 9. Camp 9 sendiri berupa lahan yang kecil dan tertutupi pepohonan serta tebing. Namun lokasinya sangat berangin. Di Camp 9 ini alternatif lain untuk mendirikan tenda. Karena lokasinya sangat dekat dengan puncak jadi pendaki bisa cepat kalau ingin summit attack. Namun untuk mencapai ke sini dengan membawa carrier tentu sulit.
Puncak Bendera ini ditengarai dengan bendera Merah-Putih yang berkibar kokoh. Dari puncak sini terlihat jalur ekstrim menuju puncak gunung Raung lainnya. Di sini para pendaki mulai bisa berfoto-foto dan rekam-rekam sebentar lalu dilanjutkan memasang peralatan climbing seperti memasang wali webbing dan carbiner. Karena selanjutnya adalah jalur yang sangat terkenal yakni jalur Siratal Mustaqim.
Untuk menuju puncak berikut perangkat dan apa-apa yang wajib yang harus dipenuhi:
Trek menuju puncak adalah jalan yang sangat curam dengan kanan-kiri jurang. Untuk itu kehati-hati-an adalah harga mati dan tentunya jangan lupa selalu berdoa.
Puncak Bendera – Puncak17
Perjalanan dimulai turun dari puncak bendera melipir igir-igir jurang berjalan satu-persatu dan bergantian. Trek ini dinamakan dengan “Jembatan Siratal Mustaqim”. Mengambil kiasan dari seramnya jembatan saat nanti di akhirat menurut Islam. Di titik ini kita harus melipir tebing bebatuan dimana di sebelah kanan dan kiri adalah jurang sedalam 100 meter, kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter, di jalur telah terpasang 1 buah hanger, 1 bolt dan di titik anchor atasnya terdapat pasak besi yang telah tertanam, dapat digunakan sebagai anchor utama.
Leader melakukan artificial climbing sambil memasang jalur pemanjatan. Dapat menggunakan tali kern ataupun cukup membentangkan webbing. Setiap pendaki wajib memasangkan carabinernya jika melewati titik ini dan harus bergantian.
Setelah melewati titik rawan 1 kita menuju puncak 17 / piramida, sampai pada titik rawan yang ke2 yaitu dibawah puncak 17. Disini kita kembali harus membuat jalur pemanjatan, dimana leader melakukan artificial climb selajutnya setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang selanjutnya dengan teknik jumaring. Atau pilihan lain adalah kita tidak kepuncak 17 tetapi melipir lewat samping puncak 17. Di sini bisa menggunakan moving together jadi setiap anggota tim memasang carabinernya pada kern yang dibentangkan antara anggota paling depan dan paling belakang. Di titik ini juga terdapat beberapa anchor tanam yang bisa kita gunakan. Dibutuhkan fokus dan konsentrasi ekstra karena medan yang mudah rontok.
Puncak 17 – Puncak Tusuk Gigi
Tibalah kita di titik rawan yang ke3 / terakhir dimana kita harus memasang jalur untuk menuruni tebing sekurangnya 20 meter. Untuk itu menggunakan teknik rappelling untuk mencapai ke bawah. Dititik ini juga sudah ada beberapa anchor tanam dari besi yang dapat kita gunakan. Jalur Kern kita tinggal disini dan akan kita gunakan kembali nanti.
Dibawah dilanjutkan dengan jalan yang agak menurun ke bawah sampai bertemunya jalur pungungan ke Puncak Tusuk Gigi ( dari jauh menyerupai tusuk gigi ). Dari situ kita akan disuguhi hamparan bebatuan yang semakin besar yang harus kita daki.
Dari tempat istirahat ini perjalanan kembali menanjak dengan tingkat kemiringan yang makin tegak. Waspadai juga longsor batuan lepas dari atas tidak membahayakan pendaki di bawahnya. Jalur bebatuan ini akan berakhir di puncak Tusuk Gigi dengan batuan sebesar rumah yang tersusun menjulang.
Puncak Sejati Raung (8°07’32’’ LS dan 114°02’48 BT)
Dari puncak Tusuk Gigi berorientasi ke kanan kita melipir ke belakang dan kemudian berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat yang menjadi tujuan akhir dari ekspedisi kita PUNCAK SEJATI GUNUNG RAUNG 3344 MDPL, ditandai dengan sebuah triangulasi dan pemandangan sebuah kawah besar yang masih aktif yang setiap saat mengeluarkan asapnya. Dari bawah kawah ini sering mengeluarkan suara dengan raungan yang menggelegar. Jika anda sampai di Puncak Sejati, suara ini akan lebih keras lagi, menggetarkan nyali dan sangat menakutkan.
Nama: Gunung Raung
Ketinggian: 3344 mdpl
Lokasi: Banyuwangi, Jember dan Bondowoso
Tipe: Gunung Api
Puncak: Puncak 17, Puncak Tusuk Gigi dan Puncak Sejati Raung
Kondisi: perkebunan, hutan, kaldera, kawah, kabut
Hutan: hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan Ericaceous atau hutan gunung
Flora: ilalang, pinus, cemara
Fauna: berbagai macam burung
Jalur pendakian:
Mitos: Puncak kaldera yang sangat besar dan luas konon adalah sebuah kerajaan Macan Putih
Kismis (kisah Misteri): pada jalur pendakiannya banyak ditemu tempat-tempat sakral. Banyak sekali pantangan buat pendaki jika melewati lokasi tersebut
http://www.pecintaalam.net
http://mahameruuny.blogspot.com
http://pendaki.id/gunung-raung-3-332-mdpl/
Pendakian gunung Raung via Sumber Waringin adalah alternatif lain selain jalur Kalibaru Banyuwangi. Jalur Waringin terletak di Desa Sumber Waringin, Wonosari, Bondowoso. TRANSPORTASI Dari... Read More
Gunung Raung adalah gunung yang terletak di kawasan pegunungan Ijen Jawa Timur tepatnya di tiga kabupaten... Read More
9 Comments for Jalur Pendakian Gunung Raung via Kalibaru
kalibaru setahu saya itu masih wilayah Jember …